Breaking News
Kumpulan informasi aktual seputar peristiwa penting yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, meliputi isu politik, kebijakan pemerintah, bencana, dan dinamika sosial masyarakat.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

KRPL Yapen, Strategi Mandiri Cegah Gizi Buruk dan Perkuat Pangan Lokal

BRIMO

Program KRPL di Yapen  Wujudkan Kemandirian Pangan dan Cegah Stunting

PEMBINAAN KELOMPOK KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) | Dinas Ketahanan  Pangan
KRPL Yapen, Strategi Mandiri Cegah Gizi Buruk dan Perkuat Pangan Lokal

Info Serui KotaGizi buruk dan stunting masih menjadi tantangan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah menaruh perhatian besar pada ketersediaan pangan lokal sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Yapen, Jefri Manderi, menegaskan bahwa pangan lokal harus menjadi fondasi utama dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Menurutnya, hal ini bukan hanya terkait kuantitas pangan, tetapi lebih pada kualitas gizi yang dikonsumsi sehari-hari.

“Pangan lokal harus menjadi pondasi dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kita harus mulai dari rumah tangga, agar stunting bisa dicegah sejak dini,” ujar Jefri saat diwawancarai RRI Serui.

Jefri juga menyoroti maraknya konsumsi makanan olahan pabrik di wilayah Serui. Ia mengingatkan bahwa jika makanan olahan dikonsumsi secara berlebihan, maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama pada anak-anak yang membutuhkan asupan gizi seimbang.

Baca Juga : KPU Yapen Gelar Pelantikan PPS Jelang PSU

Sebagai solusi, Dinas Ketahanan Pangan Kepulauan Yapen meluncurkan program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari). Program ini menyasar kaum ibu, khususnya anggota PKK kampung, untuk menjadi agen perubahan melalui pemanfaatan lahan pekarangan rumah.

Ibu Rumah Tangga Jadi Kunci Atasi Gizi Buruk

Dalam KRPL, kelompok ibu yang terdiri dari 20 hingga 25 orang didorong untuk menanam aneka tanaman pangan seperti cabai, tomat, sawi, kangkung, dan bumbu dapur lainnya. Tanaman ini dipilih karena mudah dibudidayakan dan bisa memenuhi kebutuhan dapur harian secara mandiri.

“Kami ingin ibu-ibu di kampung menjadi motor penggerak ketahanan pangan keluarga. Dengan KRPL, mereka bisa berbagi pengetahuan, dan hasil tanamnya bisa langsung dinikmati keluarga sendiri,” kata Jefri.

KRPL tidak hanya mendorong kemandirian pangan, tetapi juga membangun solidaritas sosial antarwarga. Melalui kegiatan menanam bersama dan berbagi hasil, masyarakat diajak untuk aktif menciptakan ketahanan pangan dari lingkup rumah tangga.

Program ini diharapkan dapat dijalankan secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Yapen. Pemerintah daerah percaya bahwa ketika keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizinya sendiri, maka ketahanan pangan daerah akan semakin kuat dan kasus gizi buruk dapat ditekan secara signifikan.

Dengan dukungan aktif dari masyarakat, khususnya kaum ibu, KRPL diyakini mampu menjadi solusi nyata dalam memperkuat pangan lokal dan menciptakan generasi sehat di masa depan.

Klik Disini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *